Banyak Peserta Pintar Tidak Lulus SNM PTN
JAKARTA - Panitia pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) 2011, telah menuntaskan rekapitulasi peserta yang lolos ujian tulis. Hasilnya cukup mengejutkan, 154.954 peserta dengan nilai di atas rata-rata dinyatakan gagal. Mereka dituding tidak cerdas memilih program studi (prodi).
Dalam rekapitulasi akhir yang dibeber panitia pusat kemarin (28/6), tercatat ada 555.688 orang yang membeli PIN ujian tulis SNM PTN 2011. Dari jumlah tersebut, akhirnya hanya ada 540.953 orang yang mendaftar tuntas. Para pendaftar tuntas tersebut, berebut kuota nasional ujian tulis sebesar 119.041 kursi yang tersebar di 60 PTN.
Setelah tahapan ujian digelar akhirnya diputuskan peserta yang lolos atau diterima sejumlah 118.233 orang, 2.919 diantaranya adalah yang mendaftar program beasiswa Bidik Misi. Rinciannya, 56.856 orang kelompok IPA, dan 61.377 orang kelompok IPS. Dengan jumlah itu, terdapat kursi kosong sebanyak 808 kursi. Tidak sampai ribuan, seperti perkiraan panitia pusat SNM PTN sebelumnya
Ketua Panitia Pusat SNM PTN 2011 Herry Suhardiyanto menuturkan, tahun ini muncul fenomena menarik dalam pelaksanaan ujian tulis SNM PTN. Herry menjelaskan, tahun ini banyak pendaftar pintar yang akhirnya tidak lulus ujian tulis SNM PTN. "Mereka pintar, karena nilainya di atas nilai rata-rata nasional," papar Herry. Untuk kelompok IPA nilai rata-rata nasional adalah 56,2. Sedangkan kelompok IPS adalah nilai rata-ratanya 52,2.
Dari nilai sebaran yang dipaparkan panitia pusat kemarin, terdapat peserta kelompok IPA maupun IPS yang tidak lolos ujian tulis SNM PTN meskipun nilaianya di kisaran 80-90. Analisa Herry, munculnya fenomena calon mahasiswa pintar tapi tidak lolos ujian tulis SNM PTN ini karena mereka tidak cerdas memilih prodi. "Sekarang kecenderungan memilih prodi-prodi yang sedang tren atau populer," tutur rektor IPB itu.
Munculnya prodi-prodi yang populer itu disebakan karena opini publik. Menjadi sarjana di prodi populer disebut cepat diterima kerja, karena lapangan kerjanya terbuka luas.
Kecenderungan ikut-ikutan memilih prodi populer tersebut juga menimbulkan dampak negatif lainnya. Yaitu, ada peserta SNM PTN dengan nilai rendah dinyatakan lolos. "Ya karena peminatnya sepi, nilai kecil-pun masuk karena untuk memenuhi kursi di sebuah prodi," tandas dia. Contohnya, di kelompok IPA terdapat peserta dengan nilai berkisar 30-an tetapi dinyatakan lulus SNM PTN. Sedangkan di kelompok IPS, ada peserta yang mendapatkan nilai 20-an yang juga dinyatakan lolos.
Herry menegaskan, kecenderungan calon mahasiswa yang memilih prodi populer sekaligus di kampus populer pada semua pilihannya, bisa menjadi boomerang. "Karena persaingan ketat, meskipun nilainya tinggi seluruh pilihannya bisa gagal," papar Herry.
Kelemahan tadi, bisa disiasati dengan memilih prodi lain atau tetap memilih prodi populer tapi di kampus yang kurang populer. Intinya, Herry mengatakan peserta ujian tulis harus cerdas menentukan prodinya. Terkait keberadaan kursi kosong, Herry mengatakan tahun ini jumlahnya turun jika dibandingkan tahun lalu yang jumlahnya mencapai 4.173 kursi. "Penurunan ini menunjukkan efisiensi SNM PTN," kata dia. Herry menegaskan, kursi kosong murni disebabkan adanya prodi yang sepi peminat. Pagu yang disediakan, melebihi jumlah peminat. Kursi kosong ini bakal diupayakan ditutup dengan adanya ujian mandiri.
Dalam kesempatan kemarin, panitia pusat sangat hati-hati. Mereka tidak mau menyebut prodi-prodi yang populer dan prodi yang kurang diminati atau tidak populer. "Kami harus mengedukasi masyarakat, begitu pula dengan media," ucap Herry.
Prediksi prodi-prodi populer dan tidak populer pernah dilontarkan panitia pusat SNM PTN 2011 Mei lalu. Saat itu, prediksi tersebut dijelaskan oleh Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim. MRPTNI adalah perkumpulan rektor yang mengkoordinir pelaksanaan SNM PTN.
Berdasarkan pengalaman ujian tulis SNM PTN 2010 dia mengelompokkan lima prodi populer atau favorit dan empat prodi kurang populer. Prodi populer yaitu, Prodi Pendidikan Dokter (Fakultas Kedokteran), Prodi Sistem Informasi (Fakultas Ilmu Komputer), Prodi Teknik Tambang (Fakultas Teknik), serta Prodi Akuntansi dan Prodi Manajemen (Fakultas Ekonomi).
Sedangkan prodi tidak populer atau kurang diminati adalah, Prodi Peternakan dan Prodi Pertanian (Fakultas Pertanian dan Peternakan), Prodi Sastra Daerah dan Prodi Sastra Indonesia (Fakultas Sastra). Musliar menjelaskan, prodi ini sepi peminat karena dinilai peluang kerja yang tersedia sesuai dengan prodi tadi kecil.
Sementara itu, Bendahara Umum SNM PTN 2011 Rohmat Wahab menjelaskan jika ratusan ribu siswa pintar yang gagal masuk SNM PTN menjadi sasaran ujian mandiri. Dia mengatakan, kampus masih memiliki 40 persen kursi dari total kuota untuk dialokasikan ujian mandiri. "Jadi mereka yang tidak lulus masih bisa ditampung," tandas rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Rohmat menjelaskan, kedepan diharapkan ada formulasi bijak untuk menentukan kuota masing-masing prodi. Sehingga, tidak sampai sepi ditinggalkan peminat. Penentuan jumlah kuota di setiap prodi, diprioritaskan dengan kebutuhan nyata dunia kerja minimal lima tahun kedepan.
Dengan cara ini, diharapkan para sarjana tidak sampai menganggur. Upaya proyeksi kuota prodi ini juga bisa mengatasi penumpukan sarjana di bidang-bidang tertentu. Misalnya, sarjana pendidikan yang hingga sekarang masih terus diminati. Namun, menurut Rohmat, kebijakan proyeksi kuota prodi tadi butuh koordinasi lintas kementerian. (wan)
Comments
Post a Comment